Blog Kelompok Evaluasi
Blog Archive
Popular Posts
-
TES 1. Mengukur pengetahuan (kognitif) selain itu mencakup aspek afektif dan psikomotori 2. Kualitatif 3. Kemu...
-
A. PENILAIAN ACUAN NORMATIF (PAN) PAN ialah penilaian yang membandingkan hasil belajar siswa terhadap hasil dalam kelompoknya. ...
-
Analisis Validitas Butir Soal Trigonometri
-
TES Tes adalah instrumen atau alat yang digunakan untuk memperoleh informasi tentang individu atau objek (Ismaryati, 2006) Tes adalah...
-
A. VALIDITAS 1. Pengertian Validitas Menurut Azwar (1986) Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti s...
-
Angket Konsep Diri Mahasiswa
Blogger templates
Blogger news
Blogroll
Frila Rezkyani
Ekha Reski Oktaviani
Iswan Achlan Setiawan
Nurika
About
Wednesday, March 12, 2014
A.
VALIDITAS
1. Pengertian Validitas
Menurut Azwar (1986) Validitas berasal dari kata
validity yang mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat
ukur dalam melakukan fungsi ukurnya.
Sisi lain dari pengertian validitas adalah aspek
kecermatan pengukuran. Suatu alat ukur yang valid tidak hanya mampu
menghasilkan data yang tepat akan tetapi juga harus memberikan gambaran yang
cermat mengenai data tersebut.
Pengertian validitas juga sangat erat berkaitan dengan
tujuan pengukuran. Oleh karena itu, tidak ada validitas yang berlaku umum untuk
semua tujuan pengukuran. Suatu alat ukur biasanya hanya merupakan ukuran yang
valid untuk satu tujuan yang spesifik. Dengan demikian, anggapan valid seperti
dinyatakan dalam “alat ukur ini valid” adalah kurang lengkap. Pernyataan valid
tersebut harus diikuti oleh keterangan yang menunjuk kepada tujuan (yaitu valid
untuk mengukur apa), serta valid bagi kelompok subjek yang mana? (Azwar 1986)
Pengertian validitas menurut Walizer (1987) adalah tingkaat kesesuaian antara suatu batasan konseptual yang diberikan dengan bantuan operasional yang telah dikembangkan.
Menurut Aritonang R. (2007) validitas suatu instrumen berkaitan dengan kemampuan instrument itu untuk mengukur atu mengungkap karakteristik dari variabel yang dimaksudkan untuk diukur. Instrumen yang dimaksudkan untuk mengukur sikap konsumen terhadap suatu iklan, misalnya, harus dapat menghasilkan skor sikap yang memang menunjukkan sikap konsumen terhadap iklan tersebut. Jadi, jangan sampai hasil yang diperoleh adalah skor yang menunjukkan minat konsumen terhadap iklan itu.
Menurut Suharsimi Arikunto, validitas adalah keadaan yang menggambarkan tingkat instrumen bersangkutan yang mampu mengukur apa yang akan diukur.
Pengertian validitas menurut Walizer (1987) adalah tingkaat kesesuaian antara suatu batasan konseptual yang diberikan dengan bantuan operasional yang telah dikembangkan.
Menurut Aritonang R. (2007) validitas suatu instrumen berkaitan dengan kemampuan instrument itu untuk mengukur atu mengungkap karakteristik dari variabel yang dimaksudkan untuk diukur. Instrumen yang dimaksudkan untuk mengukur sikap konsumen terhadap suatu iklan, misalnya, harus dapat menghasilkan skor sikap yang memang menunjukkan sikap konsumen terhadap iklan tersebut. Jadi, jangan sampai hasil yang diperoleh adalah skor yang menunjukkan minat konsumen terhadap iklan itu.
Menurut Suharsimi Arikunto, validitas adalah keadaan yang menggambarkan tingkat instrumen bersangkutan yang mampu mengukur apa yang akan diukur.
Menurut Soetarlinah Sukadji, validitas adalah derajat
yang menyatakan suatu tes mengukur apa yang seharusnya diukur. Validitas suatu
tes tidak begitu saja melekat pada tes itu sendiri, tapi tergantung penggunaan
dan subyeknya.
2. Jenis jenis validitas
Suatu alat evaluasi dikatakan valid (sahih) jika alat
tersebut mampu mengevaluasi apa yang seharusnya dievaluasi. Jadi kesahihannya
tergantung pada sejauh mana ketepatan alat evaluasi tersebut dalam melaksanakan
fungsinya.
Terdapat dua jenis validitas, yakni validitas teoritik
(logik) dan validitas empiric (kriterium). Validitas teoritik atau validitas
logikadalah validitas alat evaluasi yang ditentukan berdasarkan pertimbangan
(judgement) pakar; sedangkan validitas empirik(kriterium) adalah validitas alat
evaluasi yang dihubungkan dengan
kriterium tertentu. Validitas teoritik dapat dibedakan atas:
a.
Validitas iSi (content validity)
Validitas ini berkenaan dengan ketepatan alat evaluasi
ditinjau dari segi materi yang dievaluasi. Suatu alat evaluasi dikatakan
memiliki validitas isi jika mengukur tujuan khusus tertentu yang sejajar dengan
materi atau is pelajaran yang dievaluasi.
b.
Validitas konstruksi (construct validity)
Validitas konstruksi berkenaan dengan kesesuaian butir
dengan tujuan pembelajaran khusus (atau indicator hasil belajar). Suatu alat
evaluasi dikatakan memiliki validitas konstruksi jika butir butir pertanyaan
pada alat evaluasi tersebut mengukur tujuan pembelajaran khusus (alat indicator
hasil belajar) yang ditetapkan.
Validitas kriterium juga dibedakan atas dua jenis,
yakni:
a.
Validitas banding ( concunrrent validity)
Suatu alat evaluasi dikatakan memiliki validitas
banding jika hasilnya sesuai dengan pengalaman. Jika sebuah alat evaluasi
memberikan hasil yang bersesuaian dengan kondisi kemampuan subjek (siswa) maka
alat evaluasi tersebut dikatakan memiliki validitas banding.
b.
Validitas ramal (predictive validity)
Validitas prediksi berkenaan di masa mendatang.
Misalnya tes seleksi masuk SMA dikatakan memiliki validitas prediksi yang
tinggi, jika hasil yang diacapai setiap siswa benar-benar dapat memprediksi
berhasil tidaknya siswa dalam mengikuti pendidikan di SMA nantinya.
B. RELIABILITAS
Reliabilitas
merujuk pada konsistensi skor yang di capai oleh orang yang sama ketika mereka
di uji ulang dengan tes yang sama pada kesempatan tang berbeda, atau
seperangkat butir-butir ekuivalen yang berbeda (Anastasi dan Urbina, 1997).
Walizer
(1987) menyebutkan pengertian Reliability (Reliabilitas) adalah keajegan
pengukuran.
Menurut John M. Echols dan Hasan Shadily (2003: 475) reliabilitas adalah hal yang dapat dipercaya. Popham (1995: 21) menyatakan bahwa reliabilitas adalah "...the degree of which test score are free from error measurement"
Menurut John M. Echols dan Hasan Shadily (2003: 475) reliabilitas adalah hal yang dapat dipercaya. Popham (1995: 21) menyatakan bahwa reliabilitas adalah "...the degree of which test score are free from error measurement"
Menurut Masri
Singarimbun, realibilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat
ukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Bila suatu alat pengukur dipakai
dua kali – untuk mengukur gejala yang sama dan hasil pengukuran yang diperoleh
relative konsisten, maka alat pengukur tersebut reliable. Dengan kata lain,
realibitas menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur di dalam pengukur gejala
yang sama.
Menurut
Brennan (2001: 295) reliabilitas merupakan karakteristik skor, bukan tentang
tes ataupun bentuk tes.
Menurut
Sumadi Suryabrata (2004: 28) reliabilitas menunjukkan sejauhmana hasil
pengukuran dengan alat tersebut dapat dipercaya. Hasil pengukuran harus
reliabel dalam artian harus memiliki tingkat konsistensi dan kemantapan.
Dalam
pandangan Aiken (1987: 42) sebuah tes dikatakan reliabel jika skor yang
diperoleh oleh peserta relatif sama meskipun dilakukan pengukuran
berulang-ulang.
Dengan demikian, keandalan sebuah alat ukur dapat dilihat dari dua petunjuk yaitu kesalahan baku pengukuran dan koefisien reliabilitas. Kedua statistik tersebut masing-masing memiliki kelebihan dan keterbatasan (Feldt & Brennan, 1989: 105)
Reliabilitas,
atau keandalan, adalah konsistensi dari serangkaian pengukuran atau serangkaian
alat ukur. Hal tersebut bisa berupa pengukuran dari alat ukur yang sama (tes
dengan tes ulang) akan memberikan hasil yang sama, atau untuk pengukuran yang
lebih subjektif, apakah dua orang penilai memberikan skor yang mirip
(reliabilitas antar penilai). Reliabilitas tidak sama dengan validitas. Artinya
pengukuran yang dapat diandalkan akan mengukur secara konsisten, tapi belum
tentu mengukur apa yang seharusnya diukur.
Dalam penelitian, reliabilitas
adalah sejauh mana pengukuran dari suatu tes tetap konsisten setelah dilakukan
berulang-ulang terhadap subjek dan dalam kondisi yang sama. Penelitian dianggap
dapat diandalkan bila memberikan hasil yang konsisten untuk pengukuran yang
sama. Tidak bisa diandalkan bila pengukuran yang berulang itu memberikan hasil
yang berbeda-beda.
1.
Jenis-jenis Reliabilitas
Walizer (1987) menyebutkan bahwa ada dua cara umum
untuk mengukur reliabilitas, yaitu:
a.
Relibilitas stabilitas. Menyangkut usaha
memperoleh nilai yang sama atau serupa untuk setiap orang atau setiap unit yang
diukur setiap saat anda mengukurnya. Reliabilitas ini menyangkut penggunaan
indicator yang sama, definisi operasional, dan prosedur pengumpulan data setiap
saat, dan mengukurnya pada waktu yang berbeda. Untuk dapat memperoleh
reliabilitas stabilitas setiap kali unit diukur skornya haruslah sama atau
hampir sama.
b.
Reliabilitas ekivalen. Menyangkut usaha
memperoleh nilai relatif yang sama dengan jenis ukuran yang berbeda pada waktu
yang sama. Definisi konseptual yang dipakai sama tetapi dengan satu atau lebih
indicator yang berbeda, batasan-batasan operasional, paeralatan pengumpulan
data, dan / atau pengamat-pengamat.
Menguji reliabilitas dengan menggunakan ukuran
ekivalen pada waktu yang sama bias menempuh beberapa bentuk. Bentuk yang paling
umum disebut teknik belah-tengah. Cara ini seringkali dipakai dalam
survai.Apabila satu rangkaian pertanyaan yang mengukur satu variable dimasukkan
dalam kuesioner, maka pertanyaan-pertanyaan tersebut dibagi dua bagian persis
lewat cara tertentu. (Pengacakan atau pengubahan sering digunakan untuk teknik
belah tengah ini.) Hasil masing-masing bagian pertanyaan diringkas ke dalam
skor, lalu skor masing-masing bagian tersebiut dibandingkan. Apabila dalam skor
kemudian skor masing-masing bagian tersebut dibandingkan. Apabila kedua skor
itu relatif sama, dicapailah reliabilitas belah tengah.
Reliabilitas ekivalen dapat juga diukur dengan menggunakan
teknik pengukuan yang berbeda. Kecemasan misalnya, telah diukur dengan laporan
pulsa. Skor-skor relatif dari satu indikator macam ini haruslah sesuai dengan
skor yang lain. Jadi bila seorang subyek nampak cemas pada ”ukuran gelisah”
orang tersebut haruslah menunjukkan tingkatan kecermatan relatif yang sama bila
tekanan darahnya yang diukur.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
1 comments:
Do this hack to drop 2lb of fat in 8 hours
At least 160,000 men and women are losing weight with a simple and SECRET "water hack" to lose 2lbs each and every night in their sleep.
It's easy and it works on everybody.
Here's how to do it yourself:
1) Grab a drinking glass and fill it up with water half the way
2) Then do this proven hack
so you'll become 2lbs lighter when you wake up!
Post a Comment